JIKA anda memiliki kesempatan untuk berwisata ke Singapura, ada baiknya mengunjungi sebuah situs museum bersejarah jaman peperangan yang terletak pada area kompleks Sentosa Island yakni Fort Siloso Museum.
Negara yang terkenal dengan julukan Singa ini memang menghadirkan banyak destinasi wisata yang tidak mungkin bisa diabaikan, mulai dari makanan, budaya, dan akulturasi hingga museum-museum yang memberikan pengetahuan tentang era zaman terdahulu.
Untuk bisa mengunjungi museum ini, para pelancong diharuskan tracking terlebih dahulu seolah kita diajak untuk merasakan perjuangan para tentara zaman dahulu pada saat masa peperangan. Pepohonan yang rindang di kanan kiri dan jalan berbatu menjadi penawar lelah selama perjalanan.
Dalam perjalanan menuju Fort Siloso, para pengunjung akan disambut dengan sebuah informasi mengenai sejarah Siloso Trail sebagai peninggalan sejarah perang dunia kedua.
"Siloso Trail adalah bagian dari jalan setapak yang dapat dilalui oleh para tamu untuk mengeksplorasi kekayaan wisata alam Pulau Sentosa, jalan setapak ini akan membawa kamu ke sampai ke Benteng Siloso," demikian isi informasi tersebut.
(Foto: ANTARA/Chairul Rohman)
Ternyata tidak hanya meninggalkan benda-benda yang bersejarah untuk dilihat dan dipelajari, cerita di balik itu Fort Siloso menjadi menarik ketika kita menyusuri lebih dalam komplek museum yang menjadi salah satu saksi penanda terjadinya perang dunia kedua.
Menurut sejarahnya, Sentosa Island yang merupakan gerbang utama menuju museum perang ini adalah sebuah benteng militer Inggris selama perang dunia kedua. Selain itu, Siloso ini juga difungsikan untuk menjaga senjata dari tentara Jepang.
Sejarah mencatat, pada tahun 1942 pulau ini juga digunakan sebagai tempat penahanan orang-orang Jepang yang ditawan Inggris. Pulau ini juga difungsikan sebagai pusat resimen resmi Singapura dari Royal Artileri dan digantikan unit infanteri Gurkha dan Fort Siloso serta Fort Serapong yang menjadi peristirahatan para umat gereja Katolik dan Protestan pada tahun 1947.
(Foto: ANTARA/Chairul Rohman)
Untuk membantu pengunjung memahami itu semua, pengelola Fort Siloso membuat berbagai ornamen yang menggambarkan masa kelam tersebut mulai dari tempat peristirahatan para tentara pada masa itu hingga meriam-meriam yang digunakan untuk melawan musuh juga masih terlihat sangat terawat.
Salah satu senjata yang bisa dilihat adalah meriam yang dibuat pada tahun 1867, berupa tempaan tabung baja yang memiliki tiga lubang untuk proyektil yang bisa menghancurkan musuh-musuh yang menyerang.
Selanjutnya terdapat juga barak-barak tentara yang diisi oleh berbagai ornamen yang menunjukkan kegiatan para tentara sehari-hari, mulai dari tempat beristirahat hingga kegiatan mereka sehari-hari pada masa itu.
Dengan adanya ilustrasi tersebut, semakin mudah bagi pengunjung untuk memahami kehidupan para tentara pada masa itu, baik dari kebiasaan hingga persiapan mereka melawan para musuh-musuh yang datang.
Follow Berita Okezone di Google News