MENGUAK 5 kontroversi Arab Saudi yang melegalkan minuman keras (miris), membolehkan pakai di tempat terbuka hingga menggelar pesta Halloween, sesuatu yang dulu sangat tabu bahkan dianggap perbuatan haram.
Arab Saudi selama ini dikenal sebagai negara Islam yang sangat menjaga nilai-nilai sunnah Nabi. Tapi, sejak Mohammad bin Salman alias MbS jadi pemimpin de facto, perubahan sosial secara drastis terjadi.
MbS mengembangkan sektor pariwisata dan hiburan sebagai tonggak ekonomi baru di Arab Saudi. Sejurus kemudian dia melonggarkan sejumlah aturan dan membolehkan bioskop, minuman alkohol, bikini, gelaran konser, hingga perayaan Tahun Baru Masehi, Natal, Imlek bahkan Halloween.
Kebijakan yang dibuat Mbs tersebut tentu saja menuai kontroversi. Banyak yang kecewa, tapi tak sedikit yang mendukung.
Dihimpun dari berbagai sumber, berikut ini adalah kontroversi Arab Saudi yang mengegerkan dunia.
1. Perbolehkan Bikini
Arab Saudi membuat gebrakan tak biasa pada sektor wisata. Pemerintah membuka Pure Beach, pantai privat yang membolehkan wanita mengenakan bikini, menghisap shisha hingga berpelukan dengan pasangan di pantai.
Tak hanya itu saja, para pengunjung pantai juga dapat mendengarkan alunan musik sambil melihat para wanita berjoged ria. Kemudian, pasangan yang bukan muhrim pun berkumpul bersama, ada juga yang bemesraan padahal bukan pasangan halal.
Seperti diketahui, Arab Saudi sangat melarang musik di tempat umum setidaknya hingga tahun 2017. Pengunjung pantai juga masih harus terpisah antara pria dan wanita.
BACA JUGA:Uniknya Istana Al-Aan, Permata Arsitektur Paling Indah di Arab Saudi
2. Legalkan Miras
Setelah menghalalkan bikini, Arab Saudi juga melagelkan minuman keras. Meskipun sebelumnya, pemerintah di Kota Neom berpikir ulang jika memperbolehkan alkkohol berada di kawasannya.
Akan tetapi pihak kerajaan telah membuka diri kepada dunia, melalui reformasi ekonomi dan sosial yang luas.
NEOM merupakan kota pusat teknologi tinggi senilai USD500 miliar atau lebih dari Rp7,093 triliun yang dibangun di Laut Merah. Kawasan ini adalah bagian dari rencana Visi 2030 Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) untuk mendiversifikasi ekonomi yang bergantung pada minyak.
Follow Berita Okezone di Google News