HOTEL Majapahit salah satu saksi bisu arek Suroboyo melawan Belanda. Banyak kisah tragis yang terjadi di hotel yang terletak di Jalan Tunjungan, Kota Surabaya, Jawa Timur ini. Saksi sejarah perang mengusir penjajah.
Hari Pahlawan Nasional diperingati tiap 10 November, untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan dalam melawan penjajah. Tanggal tersebut merupakan hari terjadinya Pertempuran Surabaya pada 1945, di mana arek-arek Suroboyo melawan pasukan Belanda,
Banyak cerita sejarah tentang perjuangan pahlawan saat berperang. Salah satu yang perlu Anda ketahui adalah mengenai Hotel Majapahit melawan Belanda.
 BACA JUGA:Catat! Begini Panduan Lengkap Berwisata ke Gili Trawangan, Pulau Pesta Favorit Turis
Nah kali ini Okezone.com akan merangkum kisah Hotel Majapahit yang jadi saksi bisu arek Suroboyo melawan Belanda. Berikut ulasannya :
Â
1. Kerap berganti nama
Sebelum menjadi Hotel Majapahit, tempat ini bernama LMS, lalu berganti menjadi Hotel Oranye, berganti lagi Hotel Yamato, Hotel Hoteru dan terakhir menjadi Hotel Majapahit. Hotel ini dibangun oleh Sarkies Bersaudara dari Armenia pada tahun 1910.
 BACA JUGA:7 Tempat Wisata Terbaik di Tidore, Ada Masjid Kuno Berusia 3 Abad
2. Pernah terjadi peristiwa perobekan bendera Belanda
Pda 1 September 1945, Presiden Soekarno mengeluarkan keputusan agar seluruh wilayah Indonesia mengibarkan bendera merah putih. Namun sejumlah orang Belanda yang dipimpin oleh Pluegman justru mengibarkan bendera merah putih biru di puncak kanan Hotel Majapahit pada 19 September 1945.
Hal itu membuat arek Suroboyo marah karena melihat bendera Belanda kembali berkibar di langit Surabaya kala itu. Perwakilan pemerintah Indonesia, Ruslan Abdul Gani pun datang ke hotel untuk melakukan perundingan. Mereka melakukan perundingan di kamar 33. Dahulu kamar itu dijadikan markas oleh orang Belanda karena kamar inilah yang memiliki bagian belakang dan bisa tembus ke daerah Pasar Genteng Surabaya. Kini kamar tersebut dijadikan sebagai ruang merdeka.
Follow Berita Okezone di Google News