BIASANYA orang mentato tubuhnya untuk menambah rasa percaya diri atau gaya hidup. Tapi, wanita suku Chin di Myanmar sengaja mentato wajahnya agar kecantikannya pudar.
Mentato wajah bagi wanita adalah tradisi lama suku Chin. Para wanita suku Chin dulunya menato wajah mereka untuk menghilangkan kecantikan. Pasalnya, jika mereka terlihat cantik, kemungkinan akan diculik oleh Raja Burma.
BACA JUGA:Tradisi Unik Suami Tawarkan Istri Ngeseks Bareng Tamu di Namibia Utara
Raja Burma saat itu kerap berkunjung ke daerah masyarakat Chin karena terpesona dengan kecantikan wanita suku tersebut. Sang raja bebas saja mempersunting wanita-wanita suku Chin. Mereka diambil dan dibawa sang raja.
Masyarakat setempat pun tidak suka dengan ulah raja. Sehingga para orang tua yang memiliki anak perempuan melakukan tindakan ekstrem, yaitu menato wajah anak-anaknya agar kecantikannya tak terlihat oleh sang raja.
Untuk mendapatkan tato di wajah kala itu harus melalui proses yang menyakitkan. Pasalnya, di masa tersebut belum ada teknologi tato seperti yang ada saat ini.
Mereka menato wajah dengan cara tradisional, yaitu menggunakan jarum dan dikerjakan menggunakan tangan tanpa penghilang rasa sakit.
Sehingga, para wanita harus menanggung sakit selama beberapa hari setelah proses penatoan selesai. Padahal, penatoan wajah ini biasa dilakukan pada perempuan sejak usia 11-15 tahun.
Follow Berita Okezone di Google News