GUNUNG Semeru yang berada di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali meletus dan memuntahkan awan panasnya pada Minggu, 4 Desember 2022 lalu. Tercatat, sebanyak 2.219 jiwa yang mengungsi akibat erupsi tersebut.
Konon dalam mitos rakyat Jawa, gunung dengan ketinggian mencapai 3.676 mdpl ini digambarkan sebagai 'Mahameru', yaitu tempat tinggalnya para dewa-dewa. Demikian juga dengan kepercayaan bahwa Gunung Semeru merupakan pakunya Pulau Jawa. Bernarkah?
Lantas adakah kisah di balik Gunung Semeru sebagai paku bumi yang ditancapkan di Pulau Jawa?
Dalam Kitab Tantu Panggelaran, pada abad 15 pulau Jawa pernah terombang-ambing di lautan tak tentu arah, sebagai akibat dari adanya gunung di India bernama 'Meru' yang terlalu berat di bumi.
Dewa Siwa yang prihatin dengan keadaan bumi yang menjadi miring, lantas memerintahkan Dewa Brahma dan Wisnu, untuk memindahkan Gunung Meru di India ke Pulau Jawa, dan memakunya agar Pulau Jawa tidak terombang-ambing di lautan.
(Foto: ANTARA)
Dewa Wisnu berubah menjadi kura-kura yang menempatkan Gunung Meru di atas punggungnya, sementara Dewa Brahma berubah menjadi ular yang mengikat keduanya agar tidak jatuh selama perjalanan laut menuju Pulau Jawa.
Namun karena Gunung Meru yang terlalu berat, akhirnya para dewa memutuskan untuk memotong gunung tersebut dan menaruhnya di ujung barat Pulau Jawa, yang sekarang disebut Gunung Pawitra dan Gunung Penanggungan.
Hingga kini masyarakat Hindu sering melakukan upacara ritual dengan membawa sesaji kepada dewa-dewa di Gunung Semeru. Oleh karena itu, jika Gunung Semeru meletus maka sama saja sebagai pembawa bencana dan penderitaan bagi masyarakat.
Follow Berita Okezone di Google News