Share

Kenapa Malaysia Disebut Negara Giveaway? Simak Penjelasannya

Sri Latifah Nasution, Jurnalis · Selasa 13 Desember 2022 04:47 WIB
https: img.okezone.com content 2022 12 12 406 2725770 kenapa-malaysia-disebut-negara-giveaway-simak-penjelasannya-hesIvoCH1m.jpg Malaysia (Foto: Reuters)

SETIAP negara punya cara tersendiri untuk bisa merdeka dari penjajah. Ada yang berjuang dengan mengangkat senjata, seperti Indonesia, dan ada juga yang berjuang lewat jalur diplomasi, misalnya Malaysia.

Namun, karena cara melepaskan diri dari penjajah lewat jalur diplomasi, Malaysia kerap disebut sebagai negara yang merdeka karena ‘pemberian’ atau negara giveaway.

Anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Nyatanya Malaysia juga pernah mengangkat senjata untuk mengusir Inggris dari tanah Malaya. Perang ini disebut sebagai Perang Pembebasan Nasional Anti-Britania.

Namun, hanya para pejuang pro-kemerdekaan komunis dari Tentara Pembebasan Nasional Malaya (MNLA) dengan pasukan militer Inggris lah yang bertempur.

Pada zaman itu, komunis dipandang sebagai antagonis di era Perang Dingin, dan sangat susah bagi mereka untuk meraih dukungan dalam hal mengusir Inggris dari tanah Malaya.

Rupanya kesempatan tersebut digunakan oleh pihak yang ingin meraih kemerdekaan melalui jalan diplomasi sebagai kekuatan negosiasi agar Inggris memberikan kemerdekaan kepada Malaysia.

Akhirnya serangkaian perundingan diadakan oleh pemerintah Inggris dan tokoh-tokoh Melayu. Hal tersebut bertujuan agar bangsa yang berada di bawah jajahan Inggris memperoleh kemerdekaannya.

Hingga pada 1 Januari 1956 diadakan perundingan antara utusan Persekutuan Tanah Melayu (PTM) di London. Perundingan tersebut dipimpin oleh Tuanku Abdul Rahman, sementara pemerintahan Inggris diwakili Sir Alan Lennox Boyd, menteri urusan jajahan Inggris

Dari perundingan tersebut didapat kesepakatan bahwa per tanggal 31 Agustus 1957, Persekutuan Tanah Melayu akan merdeka. Persiapan kemerdekaan tersebut berlangsung selama satu tahun tujuh bulan.

Pemberian kemerdekaan oleh Inggris bukan karena kekalahan perang atau keterbatasan anggaran, justru Inggris telah mencapai puncak kejayaannya pada saat Perang Dunia I. Rakyatnya sendiri bahkan menunjukkan bahwa mereka bukan lagi di bawah pemerintahan luar atau asing.

Follow Berita Okezone di Google News

Sebelum kemerdekaan Persekutuan Tanah Melayu, terdapat sekitar 9 kerajaan di semenjung Malaya yang masing-masing dipimpin oleh seorang Sultan, yaitu Selangor, Perak, Kedah, Perlis, Negeri Sembilan, Johor, Pahang, Terengganu, dan Kelantan. Ada juga dua pulau yang tidak dipimpin oleh Sultan, yaitu pulau Pinang dan Malaka.

Pada saat kemerdekaan tersebut, negara Malaysia belum berdiri. Malaysia baru resmi menjadi sebuah negara pada tanggal 16 September 1963, dan merupakan gabungan dari PTM, Serawak, Sabah, dan Singapura. Tetapi, Singapura memisahkan diri dari Malaysia pada Agustus 1965, dan menjadi negara yang bediri sendiri.

Ilustrasi

Meski begitu, hari kemerdekaan Malaysia tetap dirayakan setiap tanggal 31 Agustus.

Bukan hanya Malaysia, selepas Perang Dunia II, banyak negara bekas jajahan Inggris yang diberi kemerdekaan sebagai bagian dari dekolonisasi.

Inggris memang terampil membantu mempersiapkan kemerdekaan negara jajahannya. Karena itu, hubungan antara Inggris dengan bekas negara jajahannya selalu terjalin dengan baik, yang sering disebut sebagai negara Common Law atau negara persemakmuran.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini