INDRAMAYU dikenal dengan sebutan Kota Mangga. Alasan kota tersebut dijuluki sebagai kota mangga lantaran wilayah Indramayu juga sebagai bias endemik pohon mangga sama seperti India.
Terbukti, secara teori yang diungkapkan oleh ahli geologi, Reinout Willem van Bemmelen, mengungkapkan bahwa sebelum masa pleistosen Pulau Jawa masih satu daratan dengan India.
Sebelum pleistosen, ada dua daratan yang kemudian disebut sebagai paparan sunda dan paparan sahul. Daratan dalam paparan sunda disebut Pulau Jawa yang masih satu daratan dengan India. Antara pulau Kalimantan dan Sumatera ada sungai besar yang juga sebagai muara Sungai Cimanuk.
Dari teori itu, membuktikan adanya kesamaan komoditas pangan antara India dan Jawa. Seperti pohon mangga hingga jenis satwa. Dalam tanaman mangga memiliki wilayah bias endemik.
Ada beberapa bukti yang dapat diyakinkan mengenai Indramayu disebut sebagai Kota Mangga. Berikut asal usul penyebutan kota mangga pada Kota Indramayu.
Mangga (Pelem) pada naskah kuno Indramayu
Dalam sebuah naskah kuno di Indramayu, tercatat nama-nama jenis mangga. Penyebutan nama jenis mangga seperti mangga bapang, dodol dan mangga cengkir tertera dalam sebuah naskah kuno.
Mangga ditulis di lontar naskah kuno tersebut dikenal dengan nama Pelem. Penyebutan nama pelem juga dianggap Imam ada kemiripan dengan sebutan mangga di India yaitu mempelam atau dalam bahasa Hindi diartikan sebagai aam.
Maka dalam hal ini, mangga bisa dikatakan bukan dari India melainkan hanya merupakan bias endemik. Indramayu dimungkinkan menjadi salah satu endemik pohon mangga.
Zaman Hindu Budha dan Kerajaan Islam
Pada masa Kerajaan Hindu-Buddha, pohon mangga menjadi salah satu yang diagungkan hingga berkembang menjadi kultur masyarakat Indramayu yang dahulu mewajibkan menanam pohon mangga di halaman rumah mereka.
Selain itu, pohon mangga terekam dalam sejarah kerajaan. Ketika pemerintahan Mr. Herman Willem Daendels membagi Kerajaan Cirebon menjadi 4 kesultanan.
Follow Berita Okezone di Google News