EKONOMI dunia terancam jatuh dalam jurang resesi tahun ini. Kondisi ini bisa berdampak ke sektor pariwisata. Kunjungan wisatawan mancanegara diperkirakan berkurang. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyiapkan jurus menghadapi ancaman resesi.
Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno menyadari bahwa ancaman resesi makin nyata karena tiga lokomotif ekonomi dunia; Amerika Serikat, China, dan Eropa akan mengalami perlambatan ekonomi. Dampaknya adalah ke pengeluaran masyarakatnya terutama di sektor pariwisata.
"Khususnya untuk wisatawan mancanegara, kami akan arahkan fokus kita pada pasar-pasar besar, termasuk India yang mana peningkatannya luar biasa. Lalu Australia dan Selandia Baru yang tidak masuk (ke dalam) zona resesi. Malaysia dan Singapura yang masih tumbuh," ujar Sandiaga dalam Weekly Press Brief with Sandi Uno secara virtual, Senin 9 Januari 2023.
Kemenparekraf juga fokus meningkatkan perjalanan wisatawan Nusantara (wisnu) yang ditargetkan mencapai 1,2 sampai 1,4 miliar pergerakan selama 2023.
“Pertumbuhan kita akan sangat didorong oleh pergerakan wisatawan Nusantara,” ujarnya.
Kunjungan wisman diperkirakan menurun saat resesi global
Pergerakan wisnu bisa dipicu dengan kegiatan seperti event, wisata kuliner, shopping, healing, maupun melancong di desa wisata.
Sandiaga mengajak berbagai pihak untuk memperkuat produk-produk wisata dan mengadakan kegiatan di dalam negeri, karena kekuatan ekonomi domestik menjadi tulang punggung sektor pariwisata.
Kedatangan wisman harus dibarengi dengan memperpanjang lama tinggal (length of stay) dan meningkatkan kualitas belanja (quality of spending) para wisatawan agar target capaian devisa pariwisata sebesar 5,95 miliar dollar AS terealisasi.
Pengamat pariwisata Arifin Hutabarat menilai resesi global yang akan terjadi tahun ini bisa berdampak pada berkurangnya jumlah kunjungan wisman ke Indonesia.
“Indonesia tidak bisa berharap banyak dari wisman. Kunjungan wisatawan ke Indonesia pasti akan lebih mahal dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Nah, sehingga jumlah wismannya pun akan berkurang ke Indonesia,” kata Arifin kepada Okezone.
Menurutnya resesi global juga bisa memicu naiknya harga tiket pesawat, tarif penginapan, hingga biaya hidup. Hal ini akan membuat pengeluaran wisatawan meningkat pesat karena semua jadi serba mahal, sehingga kunjungan wisman akan berkurang.
Arifin meminta pemerintah mengubah strategi dengan fokus membangun pariwisata domestik saja, salah satunya dengan meningkatkan destinasi wisata dan daya jualnya.
Follow Berita Okezone di Google News