BERABAD-abad telah berlalu, tetapi sejumlah peninggalan Kerajaan Demak masih tetap lestari. Sisa-sisa peninggalan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa yang berdiri pada perempat akhir abad-15 ini masih dapat disaksikan hingga kini.
Kerajaan Demak dulunya berpusat di Demak, Jawa Tengah. Mulanya, Kadipaten Demak merupakan daerah yang tunduk pada kerajaan Majapahit sebelum melemah.
Hingga pada akhirnya, Raden Patah, seorang putra dari Raja Majapahit terakhir mendirikan Kerajaan Demak. Dari sinilah pusat penyebaran Islam di Pulau Jawa.
 BACA JUGA: Cerita Kapal Tangguh Kerajaan Demak, Tak Mampu Ditembus Meriam Portugis
Kerajaan Demak boleh saja telah tiada, tapi peninggalannya tak sepenuhnya runtuh. Berikut ini merupakan 10 peninggalan Kerajaan Demak yang masih lestari.
1. Makam Sunan Kalijaga
Perlu diingat, Wali Songo termasuk Sunan Kalijaga menjadi tokoh yang berperan penting dalam penyebaran agama Islam di Kerajaan Demak. Sunan Kalijaga telah wafat pada 1520 silam dan dikebumikan di Desa Kadilangu.
Makam Sunan Kalijaga menjadi salah satu peninggalan Kerajaan Demak yang masih lestari. Wisatawan kota Demak tak pernah lupa menyambangi situs ini untuk berziarah dan melantunkan doa.
Makam Sunan Kalijaga (jatengprov.go.id)
2. Masjid Agung Demak
Peninggalan Kerajaan Demak yang sangat populer di kalangan wisatawan adalah Masjid Agung Demak. Rumah ibadah satu ini sudah berdiri sejak tahun 1479 Masehi di Desa Kauman.
 BACA JUGA:5 Destinasi Ideal Buat Rayakan Imlek di Jakarta, Yuk Main ke Kampung China hingga Berburu Kuliner
3. Lawang Bledeg
Lawang Bledeg atau Pintu Petir diyakini sebagai gambar dari petir yang ditangkap oleh Ki Ageng Selo. Sesuai dengan perintah Raden Fatah, Ki Ageng Selo diminta untuk menggambarkan bagaimana bentuk bledeg yang dia tangkap.
Baru saja menggambar bagian kepala, bledeg itu hilang. Kini, pintu tersebut dijadikan sebagai candra sengkala dari sejarah berdirinya Masjid Agung Demak
Â
4. Soko Guru
Jika mendatangi Masjid Agung Demak, kamu akan melihat empat tiang utama di tengah. Itu merupakan Soko guru yang terbuat dari kayu jati.
Fungsi dari Soko Guru sendiri adalah sebagai penyangga kerangka masjid. Tiang tersebut dibuat oleh Wali Songo sebagai lambang empat penjuru.
Ada Sunan Bonang membuat soko barat laut, soko guru barat daya oleh Sunan Gurung Jati, ada pula soko guru tenggara yang dibuat Sunan Ampel, dan juga Sunan Kalijaga membuat soko guru timur laut.
Uniknya, soko guru Sunan Kalijaga memiliki tinggi 17 meter atau sama jumlahnya dengan total rakaat shalat.
Follow Berita Okezone di Google News