STASIUN Bogor merupakan cagar budaya warisan peninggalan pemerintah kolonial Hindia Belanda yang masih berfungsi untuk naik turun penumpang kereta. Usianya sudah sampai 142 tahun.
Stasiun kereta api kelas besar tipe A ini terletak di Cibogor, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. Berdiri pada ketinggian lebih dari 246 meter, Stasiun Bogor termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta.
Stasiun Bogor juga masuk dalam pengelolaan KAI Commuter di Jabodetabek dan merupakan salah satu jalur lintas KRL Commuter Line, serta Kereta Rel Diesel (KRD) Sukabumi-Bogor.
Stasiun Bogor merupakan bangunan masa kolonial Belanda. Seiring perkembangan zaman, stasiun ini mulai bersolek dengan menambahkan area restoran, café, dan juga jenis toko retail. Namun, arsitektur khas Eropa masih bisa ditemukan di sini.
Stasiun Bogor (Okezone.com/Putra RA)
Bahkan, Stasiun Bogor sudah ditetapkan sebagai bangunan Cagar Budaya Berdasarkan SK Menbudpar No: PM. 26/PW.007/MKP/2007, pada 26 Maret 2007.
Stasiun ini juga kaya akan sejarah sejak awal pembangunannya, dan berikut beberapa fakta unik mengenai Stasiun Bogor.
Sejarah Stasiun Bogor
Stasiun Bogor dulunya merupakan sebuah terminal pemberhentian terakhir, yang menghubungkan Batavia-Buitenzorg (Jakarta-Bogor). Pembangunan tersebut berlangsung pada awal tahun 1870-an oleh Pemerintah Hindia Belanda.
Pembangunan stasiun ini dimaksudkan untuk mempersingkat waktu tempuh kedua kota tersebut, karena saat itu transportasi masih didominasi oleh kereta kuda.
Stasiun baru dibuka untuk umum pada 31 Januari 1873. Selama 40 tahun pertama, pengelolaan stasiun ini dipegang oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS).
Hingga tahun 1881, Staatsspoorwegen (SS) mulai membangun Stasiun Buitenzorg kedua, dengan jalur lintas Bogor-Bandung-Banjar-Kutoarjo-Yogyakarta.
Follow Berita Okezone di Google News