KUMPUL kebo bukan istilah asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Istilah ini umumnya dipakai untuk menjelaskan perilaku pasangan yang tak terikat pernikahan melakukan hubungan layaknya suami-istri.
Perilaku seperti ini tentu tidak etis, terutama bagi Indonesia yang termasuk negara kental dengan adat ketimuran.
Di negara-negara Barat, hal ini sudah sangat lumrah. Bahkan sejak akhir abad ke-20, kumpul kebo mulai marak dilakukan di sana.
Meski istilah tersebut telah populer, tidak semua orang tahu asal-usulnya.
Istilah kumpul kebo sering dikaitkan dengan hewan kerbau. Beberapa percaya penamaan tersebut merujuk pada kata akhir istilah, yaitu ‘kebo’ atau kerbau.
Anggapan itu didasarkan pada perilaku kerbau yang suka berkumpul dalam satu kandang. Selain itu, beberapa orang juga mengaitkannya pada kerbau betina yang kerap kali hamil tanpa diketahui pemiliknya.
Persepsi tersebut tidaklah benar. Dirangkum dari berbagai sumber, kumpul kebo sebenarnya adalah istilah campuran antara ejaan lama dan bahasa Belanda, yaitu Koempoel Gebouw.
Koempoel berarti kumpul, sedangkan Gebouw diartikan sebagai bangunan atau atap. Jadi, koempoel gebouw secara sederhana bisa diartikan berkumpul dalam satu atap atau rumah.
Follow Berita Okezone di Google News