DINAS Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) mencatat per tahun 2022 jumlah koleksi benda-benda sejarah yang tersimpan di Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah (SSBA) setempat mencapai 2.613 koleksi.
Kepala Disbudpar Tanjungpinang, Muhammad Nazri menyebutkan, koleksi itu berasal dari berbagai sumber sejarah mulai dari perhiasan, senjata, peralatan rumah, keramik, kendi, piring, guci, artefak, miniatur, koleksi foto-foto, catatan dan naskah kuno, seni lukis, seni grafis, koin, cap/stempel.
Hingga benda hasil penemuan di zaman prasejarah, neolitikum yang berbahan andesit seperti kapak genggam, kapak batu, dan beliung persegi.
"Dari 2.613 koleksi itu memiliki delapan klasifikasi koleksi, yaitu koleksi etnografi, keramologika, teknologika, historika, seni rupa, filogika, arkeologika, numismatika dan heraldika," kata Nazri melansir Antara.
Ia menyampaikan sejarah singkat Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah dulunya atau tepatnya pada tahun 1918 silam, merupakan gedung pertama Sekolah Tingkat Dasar masa kolonial Belanda dengan nama Hollandsch-Inlandsche School (HIS).
Kemudian, pada masa Jepang diganti dengan nama Futsuko Gakko. Setelah kemerdekaan gedung ini tetap difungsikan sebagai Sekolah Rakyat dan akhirnya dijadikan Sekolah Dasar (SD) 01 sampai tahun 2004.
"Gedung ini merupakan cagar budaya yang memiliki nilai penting bagi sejarah awal mula pendidikan di Tanjungpinang, maka gedung ini dijadikan museum dengan nama Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah," jelas Nazri.
Ia mengatakan, bagi warga yang berkunjung ke Tanjungpinang tidak lengkap bila belum mengunjung Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah. Salah satu wisata yang dapat mengembalikan kenangan pada masa lampau sejarah dan budaya yang ada di Tanjungpinang.
Follow Berita Okezone di Google News