BAGI yang sedang berkunjung ke Kota Medan dan mendengar penduduk lokal menyapa Anda dengan ketua, Anda tidak perlu bingung. Masyarakat Ibu Kota Sumatera Utara memang sudah terbiasa menggunakan kata tersebut sebagai sapaan, bahkan pada orang yang belum dikenal sekalipun.
Saking seringnya diucapkan, Medan akhirnya mendapat julukan sebagai ‘Kota Ketua’. Bagaimana sebenarnya asal-usul julukan ini ditabalkan pada Medan?
Sebelum tenar dengan julukan Kota Ketua, Medan dikenal sebagai kota saudagar dan perdagangan. Wajar saja karena sejak abad ke-11, Medan sudah menjadi pusat perdagangan.
Hal itu dibuktikan dengan temuan koin kuno dari berbagai negara, yang kini disimpan di Museum Situs Cotta Cinna di Marelan.
Koin-koin tersebut diantaranya Cola (India Selatan), koin Sinhala (Sri Lanka), dan koin China dari berbagai dinasti.
Sementara, sebutan Kota Ketua mulai populer sejak tahun 2000-an.
Kala itu, kata ketua merupakan sapaan eksklusif kelompok-kelompok organisasi kemasyarakatan (ormas) Medan. Diduga, kata ketua berasal dari pimpinan ormas yang berpengaruh di Medan dan berbekas hingga sekarang.
Seiring waktu, sapaan tersebut mulai akrab di telinga masyarakat dan semakin sering dipakai. Frasa ketua ini berkembang mengalahkan sapaan khas Medan lain yang sempat terkenal, seperti bung, coy, lae, dan eda.
Akhirnya sapaan ketua melekat pada penduduk Medan, tanpa memandang status sosial.
Beberapa mengatakan sapaan ini memiliki makna persahabatan, keakraban, kehangatan, dan penghormatan.
Follow Berita Okezone di Google News