Share

Keraton Jogja Punya Abdi Dalem Cantik dari Generasi Milenial, Siapa Dia?

Prisca Arianto, Jurnalis · Sabtu 04 Februari 2023 01:20 WIB
https: img.okezone.com content 2023 02 02 406 2758059 keraton-jogja-punya-abdi-dalem-cantik-dari-generasi-milenial-siapa-dia-SiV0t62M74.jpg Dewati Rahmayani, Abdi Dalem milenial Kraton Jogja. (Instagram @kratonjogja)

KERATON atau Kraton Jogja sekarang punya abdi dalem cantik dari generasi milenial. Namanya memang belum begitu familiar, tapi pihak sultan sudah memberikan gelar kehormatan kepadanya. Penasaran siapa dia?

Keraton Jogja di Jalan Rotowijayan 1, Desa Kadipaten, Kecamatan Keraton, Kota Yogyakarta, salah satu pusat kebudayaan terkenal di Indonesia. Keraton ini merupakan istana resmi kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.

Bangunan ini didirikan pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono I. Awal mulanya, Keraton Jogja berfungsi sebagai tempat tinggal raja dan kerabatnya. Namun, kini fungsi Keraton Jogja beralih menjadi tempat wisata, museum pusat kebudayaan Jawa, dan tempat tinggal Sultan.

 BACA JUGA:293 Sellers dan Buyers dari 29 Negara Hadiri Travex ASEAN Tourism Forum 2023 di Yogyakarta

Keraton Jogja memiliki abdi dalem, orang yang telah berjanji setia seumur hidupnya mengabdikan diri pada Keraton Jogja.

Melansir dari akun Instagram @kratonjogja, dahulu Abdi Dalem identik dengan para lansia mapan yang mendedikasikan tenaga dan keahliannya di lingkungan Keraton. Namun, kenyataannya kini banyak generasi milenial yang memiliki kepedulian besar terhadap pelestarian budaya. Sebagian dari mereka memilih menyalurkan kiprah di Keraton, salah satunya adalah Dewati Rahmayani.

 Ilustrasi

Keraton Jogja

Wanita kelahiran 1992 ini diwisuda menjadi Abdi Dalem pada tahun 2018 sebagai Abdi Dalem mataya (penari) di Kawedanan Kridhamardawa. Kini, Dewati menyandang nama Paring Dalem (gelar dari Sultan), Nyi Mas Bekel Lalitamardowo.

Kridhamardawa merupakan kawedanan yang melestarikan kesenian keraton, baik itu tari, wayang kulit, wayang golek, karawitan, macapat, maupun musik. Saat itu, terhitung sudah empat tahun rutin Dewati berlatih menari di Kasatriyan, sehingga mendapat tawaran dari guru tarinya, Bu Inul, untuk melamar menjadi Abdi Dalem.

 BACA JUGA:Siap Digelar, Ini Sederet Agenda dan Side Event ASEAN Tourism Forum 2023 di Yogyakarta

Dewati yakin posisi tersebut akan membuka kesempatan besar dan ia merasa terhormat untuk mendapatkannya.

"Keraton kan ibaratnya pusat belajar tari klasik, tari itu asalnya dari sini. Ketika ditawari, saya senang bisa belajar langsung dari pusatnya, dari empu-empunya. Mungkin saya bisa belajar menjadi manusia yang lebih baik (dari mereka),” tutur Dewati.

 

Menurut Dewati, Abdi Dalem bukanlah sembarang orang. Mereka adalah pribadi yang memiliki ilmu keduniawian tinggi. Pada 2020, Nyi Mas Bekel Lalitamardowo mendapat tugas baru sebagai kahartakan (bendahara) di Kawedanan Kridhamardawa.

Awalnya, Dewati kaget mendapat amanah tersebut dari KPH Notonegoro, Penghageng Kridhamardawa, karena tidak memiliki latar belakang pendidikan akuntansi atau keuangan. Terlebih ia adalah lulusan Sarjana Psikologi. Namun, KPH Notonegoro meyakinkan bahwa Dewati bisa.

"Baik, saya coba dulu. Kalau tidak bisa, pasti saya juga akan matur,” ujarnya.

Follow Berita Okezone di Google News

Berkat bimbingan dari para Abdi Dalem senior, akhirnya Dewati dapat menjalankan tugas dengan baik.

"Tetapi itu tidak membuat ayahan (tugas) mataya hilang, justru malah Kanjeng Noto mengatakan saya bisa di kahartakan dan tari. Semuanya berjalan beriringan, tidak ada yang berhenti,” jelas Dewati.

Sebagai kahartakan, kewajiban utama Dewati adalah mengurus administrasi keuangan, tepatnya mengontrol anggaran dan manajemen. Kelengkapan laporan pertanggungjawaban menjadi tugas pokoknya. Untuk itu, Dewati mengkoordinasi tim kahartakan yang beranggotakan delapan orang.

Menurut Dewati, mengabdi bukanlah hal yang mudah karena para Abdi Dalem dituntut untuk sendika (menuruti perintah), tetapi tidak asal sendika.Sendika berarti sanggup menghadapi halang rintang yang mengiringi kata itu.

“Pengabdian di keraton itu seperti meditasi, pasti ada pergulatan batin, mana yang benar, mana yang salah.Tapi pada akhirnya yang keluar adalah untuk yang baik. Ketika saya datang ke Keraton, mindset saya seperti itu,” ungkapnya.

 Ilustrasi

Dewati menikmati tugasnya di Keraton, terutama karena ia mendapat kesempatan untuk menjalankan hobinya, menari. Hal yang paling berkesan baginya adalah menari di depan Ngarsa Dalem (Sultan) dan orang-orang terhormat lainnya.

Salah satu momen yang tak terlupakan bagi Dewati adalah, ketika ia menari di Kagungan Dalem Bangsal Kencana dalam rangkaian upacara Tingalan Jumenengan Dalem saat badai pandemi mulai bertiup.

“Masih ingat jelas situasi kala itu, tapi masih berkhidmat menari bedhaya yang sangat sakral,” cerita Dewati.

Menjadi penari di keraton telah mengubahnya menjadi pribadi yang lebih disiplin. Namun, waktu awal mula jadi Abdi Dalem, (kegiatannya) ternyata sangat tepat waktu.

“Saya baru mengenal tari waktu kuliah semester akhir. Dulu sering terlambat, tapi beres-beres aja," jelasnya.

Sikap menghargai waktu ditekankan oleh para guru tari sesuai dengan filsafat joged Mataraman. Dewati menyadari rekan-rekannya sesama generasi milenial menggandrungi karya-karya seni dari luar negeri.

“Tidak masalah suka budaya luar, justru malah menambah ilmu, tapi jangan lupa mengapresiasi budaya sendiri. Tidak harus menjadi pelaku seninya, tapi bisa menonton, share video tentang budaya (lokal) yang kalian sukai. Jadi tetap kenalilah akarmu sendiri,” pesan bijak Dewati untuk generasi milenial.

Ilustrasi

Kini, tugas Dewati merangkap hartakan atau bendahara, disamping sebagai mataya (penari) yang lebih dulu ditekuni dan lebih lama digelutinya. Baginya, dua tugas yang diamanahkan kepadanya merupakan sarana untuk mengembangkan diri.

1
3
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini