Share

15 Nama Daerah di Indonesia 'Beraroma' Belanda Beserta Kisah di Baliknya

Prisca Arianto, Jurnalis · Sabtu 04 Februari 2023 14:02 WIB
https: img.okezone.com content 2023 02 03 408 2758284 15-nama-daerah-di-indonesia-beraroma-belanda-beserta-kisah-di-baliknya-K1bOMHnIaR.JPG Benteng Fort de Kock di Bukittinggi, Sumbar (Foto: Instagram/@padangkotawisata)

BELANDA diketahui menjadi negara yang ratusan tahun menjajah Ibu Pertiwi. Tak hanya 'merampok' hasil bumi, mereka juga mendiami sejumlah wilayah Nusantara hingga meninggalkan jejak yang identik dengan negara itu.

Tak hanya itu, bahkan saat menjadi koloni Belanda, kebanyakan daerah di Indonesia menggunakan nama Eropa.

Seperti halnya Kota Jakarta yang dulu diberi nama Batavia. Bukan hanya Jakarta, daerah lain seperti Bogor, Bandar Lampung, Puncak Jaya Papua, dan Bengkulu pun dulunya menggunakan nama Belanda.

Nah, berikut Okezone rangkumkan 15 nama daerah di Indonesia yang menggunakan nama Belanda pada masa penjajahan. Adakah kota asalmu termasuk?

1. Batavia (Jakarta)

Batavia yang kini bernama Jakarta adalah ibu kota Hindia Belanda. Kota ini didirikan di wilayah pelabuhan Jayakarta yang dikuasai Kesultanan Banten sebelum direbut Belanda.

J.P. Coen ingin menamai Jakarta sebagai Nieuwe Hollandia, namun De Heeren Zeventien di Belanda memutuskan untuk menamakan kota ini menjadi Batavia. Batavia sendiri merujuk pada nenek moyang bangsa Belanda, etnis Jermanik yang hidup di tepi Sungai Rhein pada masa Romawi.

2. Buitenzorg (Bogor, Jawa Barat)

Pada zaman kolonial, Bogor dinamai Buitenzorg yang berarti 'tanpa kekhawatiran'. Bisa juga diartikan sebagai kota 'tanpa hambatan' atau 'tanpa kesibukan'.

Saat itu, Bogor terdiri dari sembilan kampung yang dikelola di bawah satu pemerintahan. Wilayah ini juga menjadi lokasi tempat peristirahatan musim panas gubernur jendral Hindia Belanda.

Infografis Kota Bogor

3. Oosthaven (Bandarlampung)

Pada zaman Belanda, Kota Bandarlampung sempat dinamai Oosthaven, yang berarti 'pelabuhan timur'. Saat itu, Bandarlampung termasuk Onder Afdeling Telokbetong (Tanjungkarang) yang terdiri dari ibukota Telokbetong dan wilayah di sekitarnya.

4. Carstensz Pyramid (Puncak Jaya, Papua)

Puncak Jaya Papua dulunya bernama Nemangkawi. Sedangkan nama Carstensz berasal dari Jan Carstenszoon, seorang penjelajah dari Belanda.

Carstenszoon adalah orang Eropa pertama yang menyaksikan puncak bersalju di Puncak Jaya Papua pada tahun 1623.

Karena saat itu dianggap tidak mungkin gunung di dekat garis khatulistiwa bisa berselimut salju, pengakuan Carstenszoon soal Puncak Jaya dianggap omong kosong hingga dua abad kemudian terbukti.

5. Bencoolen (Bengkulu)

Bencoolen adalah nama lama Bengkulu saat dijajah Inggris. Tadinya, ini adalah nama pos perdagangan yang dibangun EIC (East India Company) milik Inggris untuk ikut serta dalam perniagaan lada di Sumatera. Namun, kemudian EIC diusir oleh VOC dan Bencoolen pun dikuasai Belanda dan berubah nama menjadi Benkoelen.

Follow Berita Okezone di Google News

6. Koetaradjasaat (Banda Aceh)

Pada saat koloni Belanda, Banda Aceh diberi nama Kutaraja yang berarti 'kota milik raja'. Saat itu, kota yang berpindah tangan dari Samudera Pasai ke Kesultanan Aceh ini, menjadi salah satu kota pusat perdagangan tersibuk di Asia Tenggara. Wilayah Kesultanan Aceh sendiri mencakup Samudera Pasai dan beberapa kerajaan lain di sekitarnya.

7. Fort de Kock (Bukittinggi)

Nama lama dari kota Bukittinggi, Sumatera Barat adalah Fort de Kock. Dinamakan Fort de Kock, karena Bukittinggi memiliki landmark benteng peninggalan Belanda dulunya bernama Fort de Kock. Benteng itu didirikan pada masa kepemimpinan Hendrik Merkus de Kock sebagai wakil gubernur jenderal Hindia Belanda.

8. Fort van der Capellen (Batusangkar)

Nama lama dari Batusangkar adalah Fort van der Capellen. Dinamakan demikian, sebab di daerah tersebut berdiri benteng Fort van der Capellen, yang merupakan sesuai dengan nama Godert Alexander Gerard Philip baron van der Capellen, gubernur jenderal pertama yang memerintah Hindia Belanda setelah dikuasai Inggris selama beberapa tahun.

Infografis Wisata Sejarah di Indonesia

9. Emmahaven (Teluk Bayur, Sumatera Barat)

Nama lama Teluk Bayur dulu adalah Emmahaven. Nama tersebut terinspirasi dari ibunda Ratu Wilhelmina yang menguasai Belanda dan koloni-koloninya pada tahun 1888 saat pelabuhan dibangun. Saat ini, Teluk Bayur dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).

10. Amboina (Ambon, Maluku)

Wilayah Ambon pernah diduduki Portugis, Inggris, hingga Belanda. Oleh karena itu, Ambon sempat berganti nama beberapa kali. Pada zaman kolonial Portugis, Ambon masih belum berkembang pesat menjadi sebuah kota yang dibangun benteng dan diberi nama Nossa Senhora de Anunciada.

Selanjutnya, benteng Nossa Senhora de Anunciada diambil alih Belanda dan diberi nama baru, Nieuw Victoria. Lalu, menetap di sekitar benteng ini juga sempat bernama Amboina.

Cukup sulit menelusuri sejarah nama Amboina yang dulu sempat dipakai Ambon. Menurut cerita yang berkembang di tengah masyarakat, Ambon berasal dari kata ombong yang berasal dari kata embun. Pasalnya, daerah itu memang kerap tertutup embun.

11. Benteng Willem I (Ambarawa, Jawa Tengah)

Pada masa VOC, Ambarawa merupakan titik strategis yang menghubungkan Semarang dan Surakarta. Dulunya, Ambarawa bernama Fort Willem I

Pasalnya, di daerah ini didirikan Fort Willem I yang kini bernama Benteng Pendem Ambarawa. Pembangunan benteng di kawasan ini bertujuan untuk penyimpanan logistik militer. Willem I sendiri adalah penguasa pertama Kerajaan Belanda yang sebelumnya dikenal dengan nama Pangeran Oranye.

12. Arnhemia (Pancur Batu, Sumatera Utara)

Pancur Batu adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Pada zaman Belanda, wilayah ini dikenal dengan nama Arnhemia yang terkenal karena perkebunannya. Daerah ini merupakan jalan utama menuju Berastagi, Karo.

Infografis Kota Paling Ramah Sedunia

13. Sint-Nicolaas Punt (Merak, Banten)

Nama Sint-Nicolaas Punt berarti 'titik Santo Nikolas' yang menandakan pusat perdagangan. Sejarahnya, saat berkuasa di nusantara, H.W. Daendels tak hanya memerintahkan pembangunan jalan Anyer-Panarukan. Dia juga memerintahkan pembangunan Pelabuhan Merak.

Namun, pelabuhan yang dulu bernama Sint-Nicolaas Punt itu sempat mangkrak karena kehabisan dana.

Sosok yang dimaksud adalah Santo Nikolas dari Myra yang kelak lebih dikenal sebagai Santa Claus. Sebelum dikenal sebagai Santa Claus, Nikolas dikenal sebagai santo pelindung para pelaut dan pedagang.

14. Verlaten Eiland (Pulau Sangiang, Banten)

Pulau Sangiang adalah sebuah pulau kecil yang berada di Selat Sunda. Pada zaman Belanda pulau ini dinamakan Verlaten Eiland yang berarti 'pulau terpencil'.

Letaknya di antara Pulau Jawa dan Sumatera. Karena posisi itulah pulau ini diberi nama Verlaten Eiland. Kabarnya, pulau kecil ini diberikan oleh raja Lampung kepada warganya pada abad ke-19.

15. Wilhelmina-Top (Puncak Trikora, Papua)

Terletak di area Papua Barat, pada zaman Belanda gunung tertinggi ketiga di Indonesia ini dinamai Wilhelmina-Top (puncak Wilhelmina). Gunung ini memiliki banyak nama. Warga setempat menyebutnya Ettiakup. Sedangkan para pendaki mengenalnya dengan nama Puncak Trikora.

Nama Wilhelmina diambil dari Ratu Wilhelmina yang menguasai Kerajaan Belanda. Nama tersebut digunakan sejak tahun 1905 hingga 1963 ketika Indonesia mengambil alih Papua Barat.

1
4
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini