Share

Uniknya Koh Panyee, Desa Muslim Keturunan Jawa yang Terapung di Laut Thailand

Cahyo Yulianto, Jurnalis · Jum'at 10 Februari 2023 12:00 WIB
https: img.okezone.com content 2023 02 09 408 2762116 uniknya-koh-panyee-desa-muslim-keturunan-jawa-yang-terapung-di-laut-thailand-fMJz0thMJg.jpg Koh Panyee di Phang Nga, Thailand. (Foto: Diwerent.com)

THAILAND punya desa bernuansa Indonesia. Namanya Koh Panyi atau masyarakat setempat sering menyebutnya Koh Panyee. Kampung nelayan ini letaknya di sekitar Laut Andaman atau lepas pantai selatan Thailan, masuk dalam Provinsi Phang Nga.

Koh Panyee tersembunyi di sebuah teluk selatan Thailand. Desa terapung ini dilindungi oleh gugusan batu kapur yang menjulang yang tingginya sampai 20 meter.

Menurut sejarah, Desa Koh Panyee awalnya didirikan oleh tiga keluarga nelayan keturunan Jawa sekitar 200 tahun lalu. Mereka beranak-pinak dan terus berkembang dan hingga sekarang penduduknya sudah lebih dari 1.680 jiwa dari 400 lebih keluarga. Mayoritas penduduknya Muslim.

 BACA JUGA:Keren, Homestay Desa Wisata Aceh Raih Penghargaan ASEAN Tourism 2023

Asal-usul Kampung Muslim Koh Panyee bermula saat tiga keluarga itu mencari lokasi yang bagus untuk menangkap ikan. Mereka berlayar menyusuri garis pantai Malaysia hingga tiba di perairan Thailand dan menemukan sebuah pulau di Provinsi Panga.

Mereka lantas mendaki ke bukit untuk mengibarkan bendera sebagai tanda pada nelayan lain untuk bisa bergabung bersama mereka menangkap ikan.

Sejak saat itu, mulai banyak orang yang berdatangan dan bergabung hingga akhirnya mereka membangun sebuah sebuah desa diatas air. Dengan kecerdikan ini mereka telah menghindari hukum hukum Thailand yang mana orang-orang asing tidak diizinkan memiliki tanah di Thailand.

 BACA JUGA:Masuk Tahun Ketiga, Sandiaga Targetkan 4.000 Desa Wisata Mendaftar ADWI 2023

Seiring dengan banyaknya wisatawan mancanegara yang berkunjung dan menjadikan Koh Panyee menjadi salah satu destinasi favorit, membuat para warga Koh Panyee keturunan Jawa itu mendapatkan hak kepemilikan atas tanah tersebut.

Saat awal pembentukannya, sumur air tawar dan masjid adalah hal pertama yang dibangun. Perlahan namun pasti, Koh Panyee sekarang memiliki seluruh fasilitas layaknya desa yang lainnya. Koh Panyee kini memiliki satu sekolah, rumah sakit, kuburan, pasar, museum kecil, restoran, peternakan ikan, hingga sebuah hotel sederhana yang dapat digunakan turis untuk menginap.

Follow Berita Okezone di Google News

Pada bagian tengah struktur desa ini terbuat dari beton yang menghubungkan puluhan toko souvenir dan rumah-rumah penduduk. Pada setiap toko kecil di sepanjang jalan setapak semuanya menjual berbagai pernak-pernik dari kerang dan juga kaos batik.

Salah satu hal yang menjadi daya tarik desa Koh Panyee ini adalah tiga buah lapangan sepakbola yang terapung. Lapangan itu terbuat dari kayu dan dibangun setelah gelaran Piala Dunia 1986.

Sumber pendapatan masyarakat Koh Panyee adalah dengan menangkap ikan. Namun seiring dengan banyaknya wisatawan yang datang membuat mereka mulai memanfaatkan para wisatawan sebagai sumber pendapatan mereka.

 Ilustrasi

Bahasa Indonesia menjadi salah satu bahasa yang digunakan disini. Namun masyarakat muda di Koh Panyee mulai banyak yang telah menggunakan bahasa Thailand dan hanya generasi tua saya yang menggunakan Bahasa Indonesia.

Saat ini, Desa Koh Panyee tidak dapat untuk diperluas lagi. Oleh karena itu, untuk generasi berikutnya harus mencari tempat tinggal di daratan di tempat lain.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini