Share

Sejarah Stasiun Wates dan Kisah di Balik Instrumen Lagu Sepasang Mata Bola

Sri Latifah Nasution, Jurnalis · Kamis 23 Februari 2023 07:01 WIB
https: img.okezone.com content 2023 02 22 406 2769377 sejarah-stasiun-wates-dan-kisah-di-balik-instrumen-lagu-sepasang-mata-bola-QbWs7O2NlE.JPG Stasiun Wates, Kulonprogo, DIY (Foto: Dok. Pradahlan Sindu Mardiko)

LAYANAN kereta api sudah tersebar luas di Pulau Jawa. Tak heran bila ada banyak stasiun di titik-titik tertentu jalur lintas kereta, sebagai tempat naik turunnya penumpang. Salah satunya adalah Stasiun Wates, di Wates, Kulonprogo, DI Yogyakarta.

Stasiun Wates memiliki ketinggian lebih kurang 18 meter, dan termasuk dalam Daerah Operasi VI Yogyakarta.

Stasiun ini juga merupakan stasiun utama di Kabupaten Kulonprogo. Stasiun Wates melayani perjalanan lokal maupun jarak jauh.

Arah timur stasiun, tepatnya sebelum Stasiun Sentolo terdapat Stasiun Kalimenur yang sudah dinonaktifkan pada tahun 1975 karena minimnya penumpang.

Infografis Aturan Berfoto di Stasiun Kereta Api

Ada juga Stasiun Kedundang, di arah barat Stasiun Wates yang juga sudah tidak beroperasi sejak tahun 2007 karena jalur ganda Yogyakarta-Kutoarjo.

Mengutip laman Heritage KAI, awalnya Stasiun Wates hanya memiliki 1 jalur lintas lurus. Namun, pada tahun 2006-2006 ketika jalur ganda lintas Kutoarjo-Yogyakarta dioperasikan, jumlah jalur pun bertambah menjadi lima.

Jalur 1 digunakan untuk jalur lintas sepur arah Yogyakarta, jalur 2 untuk sepur lurus arah Kutoarjo, jalur 3 dan 4 sebagai tempat pemberhentian kereta api.

Sementara, jalur 5 sebagai jalur belok, namun biasanya hanya digunakan untuk parkir atau bongkar muat angkutan, berupa batu balas atau kricak.

Follow Berita Okezone di Google News

Untuk menambah kenyamanan, stasiun dipasangi kanopi di area peron agar penumpang terhindar dari terik matahari juga hujan.

Stasiun Wates punya sisi unik yang berbeda dari stasiun pada umumnya. Pada ornamen kaca patri di gunungan atap depan stasiun, terdapat tulisan โ€˜Watesโ€™ dalam aksara Jawa.

Infografis Tren Traveling 2023

Selain itu, lagu instrumental berjudul 'Sepasang Mata Bola' karya Ismail Marzuki dan Suto Iskandar seringkali diputar. Tujuannya tak lain sebagai penyambutan terhadap penumpang yang datang maupun keberangkatan kereta.

Lagu tersebut menceritakan kepindahan seorang pejuang dari Jakarta ke Yogyakarta menggunakan kereta api.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini