Share

Menguak Sejarah Stasiun Kiaracondong Bandung yang Awalnya Hanya Halte Kecil Belanda

Novie Fauziah, Jurnalis · Jum'at 24 Februari 2023 19:00 WIB
https: img.okezone.com content 2023 02 23 406 2770151 menguak-sejarah-stasiun-kiaracondong-bandung-yang-awalnya-hanya-halte-kecil-belanda-lhFgZbiGZL.jpg Stasiun Kiaracondo di Kota Bandung. (Foto: MPI/Arif Budianto)

MENGUAK sejarah Stasiun Kiaracondong alias Kircon. Stasiun kelas besar tipe B peninggalan pemerintah kolonial Hindia Belanda ini tercatat sebagai salah satu stasiun paling sibuk melayani kereta api di Kota Bandung, Jawa Barat. Letaknya di batas antara Kelurahan Babakansari dan Kelurahan Kebonjayanti.

Melansir dari laman resmi Heritage KAI, Stasiun Kiaracondong dibangun oleh Staatssporwegen (SS). Perusahaan kereta api Hindia Belanda ini memulai pembangunan jaringan kereta api pertama di Priangan pada 1881 silam. Lintasan yang dibangun adalah meliputi jalur Bogor-Bandung-Cicalengka sepanjang 184 kilometer.

Kemudian pada 10 September 1884 jalur, tersebut dibuka untuk umum yaitu mulai dari kereta barang yang bertujuan untuk perdagangan, guna memperlancar dan memajukan ekonomi saat itu.

 BACA JUGA:Sejarah Stasiun Cikajang, Tertinggi di Asia Tenggara yang Kini Tinggal Kenangan

Selanjutnya, sebagai tempat pemberhentian naik-turunnya penumpang dan barang, SS membangun stasiun, halte dan stooplats. Perbedaan tersebut didasarkan pada tingkat pelayanan di pemberhentian tersebut.

 Ilustrasi

Kereta api Indonesia. (KAI)

Berturut-turut pemberhentian yang dibangun yakni Buitenzorg (Bogor), Batutulis, Maseng, Cigombong, Cicurug, Parungkuda, Cibadak, Karangtengah, Cisaat, Sukabumi, Gandosoli, Cirengas, Lampegan, Cibeber, Cilaku, Pasir Hayam, Cianjur, Meleber, Selajambe, Ciranjang, Cipeuyeum, Rajamandala, Cipatat,Tagog Apu, Padalarang, Cimahi, Bandung, Gedebage, Rancaekek, dan Cicalengka.

Sementara itu untuk stasiun Kiaracondong, kala itu belum dibangun pada awal pengoperasian jalur kereta api di Bandung. Hingga kini, belum diketahui secara pasti kapan tahun dibangunnya. Akan tetapi dalam versi sejarah lain diketahui, Stasiun Kiaracondong awalnya merupakan sebuah stooplats atau halte kecil.

 BACA JUGA:Sejarah Stasiun Wates dan Kisah di Balik Instrumen Lagu Sepasang Mata Bola

Pada tahun 1898 sudah terdapat jadwal perjalanan kereta api yang singgah di Stooplats Kiaracondong. Nah saat itu terdapat enam kali kereta api yang melintas, empat diantaranya berhenti di Stooplats Kiaracondong.

Pembangunan jaringan kereta api oleh SS di Bandung, sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah menyediakan transportasi untuk rakyat. SS pun melanjutkan pembangunan kereta api berupa trem ke lintas cabang: Tasikmalaya-Singaparna (1911), Rancaekek-Jatinangor (1921), Bandung-Ciwidey (1924), Banjar-Cijulang (1926), dan Garut-Cikajang (1930).

Follow Berita Okezone di Google News

Lebih lanjut, untuk di dalam Kota Bandung, SS melaksanakan optimalisasi pemanfaatan kereta api dengan merenovasi stooplats menjadi halte pada tahun 1920-an. Optimalisasi tersebut, merupakan bagian dari penataan Kota Bandung agar Bandung layak dijadikan ibu kota Hindia Belanda menggantikan Batavia (Jakarta).

Stooplats Kiaracondong merupakan satu dari tiga yang direnovasi menjadi halte. Kemudian halte lainnya meliputi Andir dan Cikudapateuh. Halte Kiaracondong dan Halte Andir selesai direnovasi tahun 1923 sedangkan Halte Cikudapateuh rampung tahun 1925.

Renovasi Halte Kiaracondong bertujuan untuk memudahkan akses menuju pusat perekonomian di Bandung, Halte Kiaracondong untuk pengunjung Pasar Kiaracondong.

 

Dulunya, halte Kiaracondong memiliki 12 jalur simpang yang bercabang ke Pabrik Senjata A. C. W (kini Pindad), menuju ke Depo Militer Cikudapateuh, mengarah ke Depo Minyak Bensin Kares, ke Gudang Pengalengan Daging, percabangan ke Gudang Persediaan dan Bengkel Konstruksi Jembatan Kereta Api.

Ketika zaman perang dulu, pekerja kereta api di Kiaracondong turut berjuang dengan gigih. Mereka mengosongkan 300 gerbong kereta di emplasemen Stasiun Kiaracondong yang berisi sepatu, makanan kornet kalengan, pakaian serta bahan makanan mentah lainnya untuk dibagikan kepada para pejuang.

Kemudian dalam waktu seminggu, pekerjaan tersebut dapat diselesaikan padahal dalam keadaan normal dibutuhkan waktu paling cepat satu bulan.

Sementara dikutip dari laman Komunitas Aleut, saat ini Stasiun Kiaracondong tidak lagi memiliki jalur cabang maupun marshalling yard atau untuk menyortir gerbong-gerbong barang sesuai dengan tujuan.

 Ilustrasi

Dan saat ini, Stasiun Kiaracondong tetap menjadi stasiun penting di Bandung, karena kebijakan PT KA yang menjadikan stasiun ini menjadi stasiun perhentian untuk KA ekonomi dari dan menuju Bandung, atau yang melewati Bandung. Sama seperti Jakarta yang memisahkan KA eksekutif/bisnis (berhenti Gambir) dan ekonomi (berhenti Pasarsenen)

1
3
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini