Share

7 Tradisi Orang Betawi Sambut Ramadhan yang Masih Lestari, Nyekar hingga Bukber

Syifa Fauziah, Jurnalis · Selasa 14 Maret 2023 06:00 WIB
https: img.okezone.com content 2023 03 13 406 2780234 7-tradisi-orang-betawi-sambut-ramadhan-yang-masih-lestari-nyekar-hingga-bukber-r23rIYL8nF.jpg Tradisi munggahan warga Betawi sambul Ramadhan di Lebak Sari, Jagakarsa, Jakarta Selatan. (Foto: SINDOnews)

ADA beberapa tradisi orang Betawi dalam menyambut bulan suci Ramadhan yang masih dilestarikan sampai sekarang. Meski kini zaman sudah semakin berkembang, tradisi menyambut bulan Ramadhan di kalangan masyarakat Betawi masih terus dilakukan.

Ya, tinggal menghitung hari umat Muslim akan menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Berbagai persiapan pun sudah dilakukan untuk menyambut bulan yang suci itu.

Nah kali ini Okezone merangkum tradisi orang Betawi saat sambut Ramadhan yang masih lestari sampai sekarang.

 BACA JUGA:

1. Nyekar

Nyekar adalah berziarah ke makam keluarga dan kerabat. Di momen tersebut biasanya masyarakat membersihkan makam dan juga berdoa bersama.

 Ilustrasi

Pemakaman di Jakarta sering ramai jelang Ramadhan. (Okezone.com/Hantoro) 

Nyekar biasanya dilakukan seminggu sebelum Ramadhan. Jadi tak heran jika jelang Ramadhan, pemakaman umum di Jakarta dan sekitarnya akan ramai peziarah dan muncul pedagang musiman yang menjajakan kembang atau bunga untuk ditabur di makam.

2. Nyorog

Selanjutnya adalah Nyorog. Nyorok merupakan tradisi di mana seseorang memberikan bingkisan ke keluarga dan keluarga yang tunggal jauh.

Tradisi ini dilakukan oleh anak muda ke orang tua, terutama bagi mereka yang sudah menikah.

 BACA JUGA:

Bingkisan yang dibagikan tersebut berupa makanan hingga sembako. Tradisi ini sebagai simbol penghormatan kepada orang tua. Dan biasanya dilakukan dua atau tiga hari jelang Lebaran.

 

3. Munggahan

Tradisi munggahan sangat kental di kalangan masyarakar Betawi. Munggahan sebenarnya diambil dari bahasa Sunda, munggah yang berarti naik. Makna dari munggahan sendiri diharapkan ketika naik ke bulan suci Ramadhan setiap orang derajatnya akan dinaikkan.

 BACA JUGA:

Munggahan dilakukan lima hari sebelum Ramadhan. Biasnya tradisi ini jadi ajang berkumpul bersama keluarga atau teman jelang Ramadhan. Mereka akan mengadakan makan-makan bersama hingga saling bermaaf-maafan.

 Ilustrasi

4. Merang

Merang merupakan tradisi menyucikan diri dengan mandi atau keramas massal jelang Ramadhan. Hal itu diharapkan agar ketika masuk bulan Ramadhan kita kembali suci.

Follow Berita Okezone di Google News

5. Ruwahan

 

Mengutip dari laman resmi Disparbud Kota Bekasi, ruwahan atau rowahan adalah tradisi penutupan pengajian dan persiapan menuju bulan Ramadan. Ruwahan dilakukan dengan berkumpul keluarga atau masyarakat lalu membaca surat Surah Yasin bersama-sama ditambah tahlil dan shalawat kepada Nabi Muhamad SAW. Kemudian ditutup dangan makan bersama makanan khas Betawi.

6. Malam Nisfu Syaban

Nisfu Syaban sendiri merupakan malam jelang datangnya bulan Ramadhan. Biasanya di malam ini banyak masyarakat Betawi yang berkumpul

untuk mengaji dengan mendengarkan ceramah dari pemuka agama. Acara ditutup dengan pembacaan Al Quran serta Yasin sebanyak tiga kali

 Ilustrasi

dan dilanjutkan dengan memanjatkan doa Nisfu Syaban. Saat malam Nisfu Syaban juga masyarakat biasanya menyediakan satu gelas air yang

sudah didoakan dan nantinya diminum.

7. Buka puasa bersama

Tradisi buka puasa bersama sebenarnya tak hanya dilakukan oleh masyarakat Betawi saja, tapi semua kalangan. Namun masyarakat Betawi

biasanya mengadakan buka puasa bersama bukan di restoran mewah, melainkan di rumah keluarga yang dituakan lalu makan bersama dengan

sajian makanan yang begitu banyak.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini