MASJIDÂ Syahabudin atau disebut juga dengan Masjid Raya Siak merupakan warisan peninggalan Sultan Siak. Masjid tua bersejarah ini berlokasikan di Jalan Sultan Ismail, Kampung Dalam, Kecamatan Siak, Kabupaten Siak, Provinsi Riau, tepatnya di tepian sungai Jantan.
Masjid Raya Syahabuddin telah beberapa kali direnovasi. Masjid berasitektur khas perpaduan India dan Melayu ini didominasi oleh warna kuning dan aksen hijau. Jadi salah satu objek wisata religi dan sejarah di Siak.
Kerajaan Siak salah satu konfigurasi kekuatan yang pernah bangkit di Sumatera pada akhir abad ke-18.
 BACA JUGA:
Mengutip dari laman resmi Ditjen Kebudayaan Kemendikbud, Kerajaan Siak didirikan oleh Raja Kecil yang bergelar Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah pada tahun 1723. Kedudukan Kerajaan Siak tidak tetap karena mengalami perpindahan dari Kota Buantan ke Mempura.
Kemudian beralih ke Senapelan Pekanbaru dan kembali lagi ke Mempura hingga akhirnya mantap di Kota Siak Sri Indrapura. Sebagai sebuah kedaulatan dari masa lalu, Kerajaan Siak menyisakan beragam kenangan yang identik dengan Islam dan Melayu. Salah satu pusaka lampau yang dimaksud ialah Masjid Syahabuddin.
Â
Objek bendawi ini merupakan warisan sejarah yang didirikan tahun 1926 M pada masa kepemimpinan Sultan Al Said Al Kasyim Abdul Jalil Saifuddin. Meski sebagai raja dengan garis keturunan Islam, Sultan Kasyim tidak serta merta memberi penamaan pada masjid tersebut.
Dikabarkan bahwa nama Syahabuddin berasal dari gabungan kata dari bahasa Persia (Syah artinya penguasa) dan Arab (al-din berarti agama) sehingga makna dari nama tempat ibadah tersebut melambangkan Sultan sebagai Pemimpin Kerajaan dan Agama.
 BACA JUGA:
Masjid Syahabuddin dikenal juga dengan nama Masjid Raya Siak Sri Indrapura. Meski didanai Kesultanan Siak Sri Indrapura, namun peran masyarakat lokal, terutama kaum ibu, sangat besar dalam pengembangan Masjid Syahabuddin. Bahkan, pada malam hari secara gotong royong mereka membantu pembuatan pondasi masjid ini.
Serupa dengan Taj Mahal, gaya rancang bangun Masjid Syahabuddin juga mengusung arsitektur Islam India dan Melayu. Bahkan, masjid ini juga menggunakan kubah bawang dengan sentuhan Melayu pada kubah utama yang berada di atas ruang shalat.
Tidak hanya itu, interior masjid juga didominasi warna putih dengan aksen hijau, yang dipermanis sebuah lampu gantung kristal. Langit-langit masjid dirancang menjulang setinggi 6 meter dengan pola segi delapan yang ditopang delapan tiang. Interiornya dihiasi kaligrafi sedangkan mimbar bertabur ukiran daun, sulur, dan bunga.
Follow Berita Okezone di Google News