Share

Mengulik Sejarah Masjid Syahabuddin, Peninggalan Sultan Siak yang Jadi Wisata Religi

Prisca Arianto, Jurnalis · Rabu 15 Maret 2023 17:00 WIB
https: img.okezone.com content 2023 03 14 408 2781134 mengulik-sejarah-masjid-syahabuddin-peninggalan-sultan-siak-yang-jadi-wisata-religi-OEY0MedpVZ.jpg Masjid Syahabuddin atau Masjid Raya Siak di Siak, Riau. (Foto: kebudayaan.kemdikbud.go.id)

MASJID Syahabudin atau disebut juga dengan Masjid Raya Siak merupakan warisan peninggalan Sultan Siak. Masjid tua bersejarah ini berlokasikan di Jalan Sultan Ismail, Kampung Dalam, Kecamatan Siak, Kabupaten Siak, Provinsi Riau, tepatnya di tepian sungai Jantan.

Masjid Raya Syahabuddin telah beberapa kali direnovasi. Masjid berasitektur khas perpaduan India dan Melayu ini didominasi oleh warna kuning dan aksen hijau. Jadi salah satu objek wisata religi dan sejarah di Siak.

Kerajaan Siak salah satu konfigurasi kekuatan yang pernah bangkit di Sumatera pada akhir abad ke-18.

 BACA JUGA:

Mengutip dari laman resmi Ditjen Kebudayaan Kemendikbud, Kerajaan Siak didirikan oleh Raja Kecil yang bergelar Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah pada tahun 1723. Kedudukan Kerajaan Siak tidak tetap karena mengalami perpindahan dari Kota Buantan ke Mempura.

Kemudian beralih ke Senapelan Pekanbaru dan kembali lagi ke Mempura hingga akhirnya mantap di Kota Siak Sri Indrapura. Sebagai sebuah kedaulatan dari masa lalu, Kerajaan Siak menyisakan beragam kenangan yang identik dengan Islam dan Melayu. Salah satu pusaka lampau yang dimaksud ialah Masjid Syahabuddin.

 

Objek bendawi ini merupakan warisan sejarah yang didirikan tahun 1926 M pada masa kepemimpinan Sultan Al Said Al Kasyim Abdul Jalil Saifuddin. Meski sebagai raja dengan garis keturunan Islam, Sultan Kasyim tidak serta merta memberi penamaan pada masjid tersebut.

Dikabarkan bahwa nama Syahabuddin berasal dari gabungan kata dari bahasa Persia (Syah artinya penguasa) dan Arab (al-din berarti agama) sehingga makna dari nama tempat ibadah tersebut melambangkan Sultan sebagai Pemimpin Kerajaan dan Agama.

 BACA JUGA:

Masjid Syahabuddin dikenal juga dengan nama Masjid Raya Siak Sri Indrapura. Meski didanai Kesultanan Siak Sri Indrapura, namun peran masyarakat lokal, terutama kaum ibu, sangat besar dalam pengembangan Masjid Syahabuddin. Bahkan, pada malam hari secara gotong royong mereka membantu pembuatan pondasi masjid ini.

Serupa dengan Taj Mahal, gaya rancang bangun Masjid Syahabuddin juga mengusung arsitektur Islam India dan Melayu. Bahkan, masjid ini juga menggunakan kubah bawang dengan sentuhan Melayu pada kubah utama yang berada di atas ruang shalat.

Tidak hanya itu, interior masjid juga didominasi warna putih dengan aksen hijau, yang dipermanis sebuah lampu gantung kristal. Langit-langit masjid dirancang menjulang setinggi 6 meter dengan pola segi delapan yang ditopang delapan tiang. Interiornya dihiasi kaligrafi sedangkan mimbar bertabur ukiran daun, sulur, dan bunga.

Follow Berita Okezone di Google News

Masjid Syahabuddin juga menjadi saksi sejarah perlawanan Kesultanan Siak Sri Indrapura terhadap pemerintahan kolonial Belanda. Bahkan, dahulu masjid Syahabuddin tersohor sebagai pusat dakwah agama Islam yang mendapat dukungan penuh dari Kesultanan Siak Sri Indrapura.

Bagaimana tidak, sebagian besar kegiatan dakwah bahkan didanai oleh kerajaan dan Ta’mir atau pengelola masjid yang diangkat langsung oleh sultan. Maka tidak heran, agama Islam bertumbuh pesat di Siak.

Hal menarik dari berwisata di Siak Sri Indrapura adalah titik wisata saling berdekatan. Dari Kantin Bude misalnya, Anda hanya perlu berjalan kaki sejauh 150 meter menuju Masjid Syahabuddin yang berada di Jalan Sultan Ismail.

 Ilustrasi

Anda juga bisa berziarah ke komplek makam Sultan Syarif Kasim II, dimana terdapat Mausoleum atau monumen makam yang berdiri persis di kanan masjid dan dibangun pada tahun 2002.

Di tengah-tengah mausoleum juga terdapat makam Sultan Syarif Kasim II yang ditudungi kain sepanjang 1,5 meter berwarna kuning menyala. Makam itu terdiri dari empat undakan dengan panjang 305 sentimeter, lebar 153 sentimeter, dan tinggi 110 sentimeter.

Tidak hanya itu, di sekitar makam sultan, juga terdapat lima makam lainnya, seperti makam Permaisuri Tengku Agung, makam Pangeran Tengku Embong (ayah permaisuri), makam Tengku Temenggung (paman Sultan Syarif Kasim II), makam Syarifah Fadlon (istri keempat Sultan Syarif Kasim II), dan makam Tengku Mansoer bin Chalid (sepupu Sultan Syarif Kasim II).

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini