MENGULAS asal-usul nama Magetan, kabupaten di Jawa Timur. Karena punya alam yang indah, Magetan dijuluki sebagai The Nice of Java dan Kota di Kaki Gunung. Magetan terkenal dengan wisatanya yang keren.
Tempat wisata yang populer di Magetan di antaranya Gunung Lawu, Telaga Sarangan, Telaga Wahyu, Genilangit, Mojosemi Forest Park, Puntok Geneng, Air Terjun Pundak Kiwo, Kedung Ngancar, dan lainnya.
Magetan secara geografis berbatasan dengan Kabupaten Ngawi di bagian utara, Kabupaten Madiun di bagian timur, Kabupaten Ponorogo di selatan, serta Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Wonogiri di barat. Tercatat pada 2022, jumlah penduduknya sebanyak 678.343 jiwa.
 BACA JUGA:
Usut punya usut, asal-usul nama Magetan dikaitkan dengan "Kamagetan" yakni berasal dari kata kuno "pameget". Dalam bahasa Jawa Kuno, kamagetan mungkin memiliki arti 'perumahan (dalem) yang besar'.
Â
Wisata di Magetan.
Di mana hal itu disebutkan dengan adanya Magetan, seperti semua lereng Gunung Lawu yang lain yang merupakan pusat kebudayaan pada zaman kuno, dibuktikan juga keberadaan candi dan peninggalan lainnya di wilayah tersebut.
Sementara dikutip dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sejarah berdirinya Magetan tak terlepas dari didominasi oleh sejarah pada masa Islam dan Kolonial yaitu pada masa Kerajaan Mataram Islam (1588 – 1681 Masehi).
 BACA JUGA:
Hal ini juga dikaitkan dengan catatan sejarah asal mula nama Kabupaten Magetan itu sendiri, yang terjadi pada masa Kerajaan Mataram Islam.
Selanjutnya bukti-bukti artefaktual yang tersebar di berbagai lokasi di wilayah Magetan menunjukkan, bahwa jauh sebelumnya di wilayah ini terdapat suatu kelompok masyarakat dengan latar belakang keagamaan Hindu.
Lalu dalam sebuah buku berjudul “Apa dan Siapa Magetan” mencatat, bahwa Kabupaten Magetan dahulu merupakan daerah mancanegara Kerajaan Mataram Islam.
 BACA JUGA:
Kemudian, sejarah berdirinya Kabupaten Magetan ini pun tidak terlepas dari berbagai peristiwa penting yang terjadi di Kerajaan Mataram Islam, serta keterlibatan VOC.
Pada 1646, Sultan Amangkurat I menggantikan Sultan Agung Hanyokrokusumo sebagai pemegang tahta di Mataram. Saat itu, dia menjalin hubungan dengan VOC sehingga membuatnya mulai memperluas pengaruhnya di wilayah Mataram Islam.
Follow Berita Okezone di Google News