GOA Pindul merupakan salah satu spot wisata favorit yang ada di Yogyakarta. Lokasi objek wisata berupa goa ini tepatnya terletak di Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, DIY.
Goa Pindul terkenal sebagai objek wisata cave tubing, yakni menyusuri goa yang dilakukan dengan menaiki ban pelampung di atas aliran sungai bawah tanah di dalam goa.
Selama kurang lebih 45-60 menit wisatawan akan diajak menyusuri sungai di gelapnya perut bumi sepanjang 300 meter menggunakan ban pelampung.
Namun, pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana asal-usul dari Gua Pindul? Nah, bagi yang penasaran, berikut ulasannya.
Goa Pindul (Foto: Instagram/@goapindul.id)
Ternyata ada legenda di balik asal-usul nama Goa Pindul. Masyarakat setempat mempercayai sebuah kisah yang sudah terkenal turun temurun, yakni berasal dari kisah perjalanan Joko Singlulung yang menelusuri hutan lebat, sungai, hingga goa untuk mencari ayahnya.
Dikisahkan, saat sedang menyusuri 7 goa yang memiliki aliran sungai di bawahnya, kepala Joko terbentur sebuah batu sesar yang ada di dalam gua.
Goa tempat Joko terbentur tersebut dinamai Goa Pindul yang berasal dari kata dalam bahasa Jawa pipi gebendul yang berarti pipi yang terbentur.
Asal-usul Goa Pindul juga dikisahkan dalam legenda lainnya, yakni kisah perjalanan Ki Juru Mertani dan Ki Ageng Pemanahan yang diutus oleh Panembahan Senopati Mataram, untuk membunuh bayi laki-laki buah cinta Putri Panembahan Senopati.
Follow Berita Okezone di Google News
Dalam perjalanannya, kedua abdi itu sepakat untuk tidak membunuh sang bayi. Keduanya lalu pergi ke arah timur yaitu ke (arah Gunungkidul), sementara itu sang bayi terus menangis, kedua utusan itupun memutuskan untuk memandikan sang bayi.
Ki Juru Mertani naik ke salah satu bukit dan menginjak tanah di puncak bukit, dengan kesaktiannya tanah yang diinjak pun runtuh dan mengangalah sebuah lubang besar dengan aliran air di bawahnya, kemudian sang bayi dimandikan di dalam gua di lubang tadi, yang kini dikenal menjadi Goa Pindul.
Terbentuknya Goa Pindul sendiri terjadi secara alami. Masyarakat setempat juga percaya, goa ini terbentuk berjuta-juta tahun yang lalu sebelum masehi.

Tidak ada unsur buatan manusia sedikitpun hingga membentuk lorong goa. Kealamian gua masih lestari hingga sekarang.
Sebelum dibuka sebagai objek wisata, Goa Pindul awalnya hanya dijadikan tempat untuk aktivitas warga sekitar di antaranya untuk mandi, mencuci pakaian atau tempat memancing.
Goa Pindul akhirnya mulai dibuka sebagai objek wisata oleh pokdarwis dari warga sekitar pada akhir tahun 2010 lalu.
Hal itu bermula dari sebuah ide seorang mahasiswa di salah universitas negeri di Yogyakarta (UGM), yang melakukan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Dusun Gelaran. Saat itu, ia ingin meneliti bebatuan dan kedalaman air di dalam Goa Pindul.
Setelah masuk dan melihat keindahan di dalam goa, beberapa orang dari mereka lantas mempunyai gagasan yang cukup mengagumkan bahwa Goa Pindul ini layak untuk dijadikan objek wisata.
Menindaklanjuti ide dari sang mahasiswa tersebut, akhirnya beberapa bulan kemudian sejumlah penelitian mendalam terus dilakukan untuk meneliti segi keamanan dan kelayakan gua sebagai tempat wisata.
Akhirnya, pada 10 Oktober 2010 warga dan beserta pemerintah daerah meresmikan Goa Pindul sebagai objek wisata minat khusus.
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.